Sex :
Menopause
|
Menopause merupakan transisi fisik alamiah yang dialami oleh setiap wanita saat dia bertambah umur. Sering diterjemahkan secara bebas sebagai berhenti menstruasi terakhir dalam hidup seorang wanita. Hal ini menekankan transisi yang tiba-tiba dan komplit, walaupun proses sebenarnya berjalan lumayan perlahan. Walaupun kebanyakan wanita mengalami perubahan ini antara usia 48 dan 52, beberapa yang lain berhenti haid pada akhir 30-an atau awal 40-an, dan yang lain terus mengalami haid hingga pertengahan 50-an. Proses menuju menopause dimulai dengan perlambatan fungsi indung telur, biasanya lima tahun sebelum periode menstruasi terakhir, dan perubahan-perubahan fisik dan emosi tambahan selama beberapa tahun setelah haid terakhir. Selama masa ini, ada perubahan dalam keseimbangan hormon, dengan pengurangan jumlah estrogen yang diproduksi indung telur. Akhirnya, ada tingkat produksi estrogen yang begitu rendah sehingga haid menjadi tidak teratur, dan akhirnya berhenti. Saat daur menstruasi berhenti, tingkat progesteron juga menurun. Bersama-sama, hormon-hormon ini mempengaruhi dan mengatur beberapa fungsi fisik dan emosi, dan dengan perubahan kadar keduanya, banyak wanita mengalami lebih dari penghentian haid.
Menopause menyebabkan beberapa perubahan fisik yang dapat mempengaruhi fungsi seksual seorang wanita. Berkurangnya kadar estrogen dan progesteron saat dan setelah menopause menyebabkan lapisan dinding vagina menjadi tipis dan lebih keras. Sebagai tambahan, produksi cairan vagina turun, menambahkan rasa tidak nyaman saat bersetubuh. Terapi pengganti estrogen dapat membantu menghadapi perubahan-perubahan ini pada banyak wanita, namun resikonya dapat melebihi keuntungannya bagi wanita yang menderita penyakit peredaran darah, kanker payudara, atau kanker rahim. Estrogen buatan atau krim, yang mengandung dosis estrogen lebih rendah dan digunakan dalam periode lebih pendek, merupakan pilihan lain untuk menjaga kelangsungan hidup vagina. Bagi para wanita yang tidak dapat, atau memilih untuk tidak menggunakan pengobatan estrogen, pelembab vagina dapat mengurangi kekeringan vagina saat berhubungan intim.
Menopause bukan berarti tanda berakhirnya rasa tertarik atau aktifitas seksual seorang wanita, seperti yang sering diduga di masa lalu. Bukan hilangnya estrogen, tetapi kepercayaan dan sikap terhadap seks dan menopause, atau pertambahan usia, yang sepertinya penting bagi keinginan dan aktifitas seksual. Dalam tahun-tahun belakangan ini telah menjadi jelas bahwa bukan hanya ketertarikan dan kapasitas akan seks meningkat setelah menopause, tapi banyak wanita yang melaporkan meningkatnya kenikmatan seks karena kekhawatiran akan kehamilan yang tidak direncanakan tidak lagi menjadi masalah.
Beberapa wanita mengalami hal ini sebagai transisi yang mulus dengan sedikit ketidaknyamanan fisik, dimana beberapa wanita yang lain mengalami banyak gejala-gejala yang tidak nyaman seperti rasa panas, keringat tengah malam, perubahan mood, pendarahan berat tidak teratur, pengeroposan tulang, dan pengeringan vagina (yang dapat menyebabkan hubungan intim yang menyakitkan). Sebanyak 80% wanita mengalami menopause dengan reaksi fisik negatif. Wanita mengalami gejala yang lebih buruk lagi bila mereka tengah berada dibawah stres emosi yang sangat kuat atau mempunyai kebiasaan makan tertentu yang melibatkan konsumsi kafein dalam jumlah besar, gula, atau konsumsi alkohol. Rasa panas merupakan masalah paling tidak nyaman yang sering dikeluhkan wanita. Walaupun kebanyakan wanita mengalami rasa panas ini selama dua atau tiga menit, beberapa yang lain mengalaminya lebih lama, bahkan sampai satu jam. Kira-kira 80% wanita yang mengalami menopause mengalami rasa panas, dan bagi kira-kira 40% wanita tersebut gejalanya menjadi sangat berat sehingga mereka mencari pertolongan medis.
Beberapa wanita telah menandai bahwa minum kopi atau alkohol terkadang dapat mendatangkan rasa panas. Beberapa wanita menemukan bahwa gejala-gejala tertentu dapat mereda dengan bantuan terapi pengganti hormon, yang berupa beberapa variasi estrogen, progesteron, dan androgen. Sebagai tambahan terhadap terapi hormon, ramuan lain yang telah terbukti membantu depresi, rasa terganggu, dan tegang yang dialami beberapa wanita adalah penggunaan triptofan (asam amino yang memiliki efek penenang, secara alami terdapat pada susu panas, daging, ikan tongkol, ayam, telur, dan bayam), teh herbal ringan (seperti teh melati diminum sebelum tidur), olahraga teratur, dan terapi relaksasi.
Seperti halnya masalah-masalah kesehatan mana saja, menopause adalah pengalaman hidup yang dapat ditentramkan dengan perawatan tubuh yang baik, olahraga dan makan yang sehat. Gandum murni, polong-polongan, sayur-sayuran, buah-buahan, biji-bijian, kacang-kacangan, porsi kecil daging, dan minyak tak jenuh lebih baik daripada diet yang penuh garam, gula, kafein, alkohol, produk susu (sumber kalsium bagus lainnya seperti sayuran hijau, kedelai, ikan, dan kaldu ayam dari tulangnya), serta lemak.
Menopause prematur dapat disebabkan oleh berbagai hal. Salah satunya adalah operasi pengangkatan kedua indung telur sebagai bagian dari histerektomi untuk mengobati kanker indung telur atau kanker lain pada sistem reproduksi, endometriosis berat, infeksi yang mengancam kelangsungan hidup, atau untuk melindungi wanita dari kemungkinan kanker dimasa depan. Kira-kira 5% wanita mewarisi kecenderungan menopause awal dari ibunya dan dilahirkan dengan beribu-ribu lebih sedikit telur dari kebanyakan wanita. Yang lain mewarisi kelainan autoimun dimana sistem imunisasi tubuh mereka merusak sel-sel indung telur untuk alasan yang tidak diketahui. Wanita-wanita ini cenderung mengalami menopause awal dan serangkaian gejala daripada kebanyakan wanita.
Efek samping yang tidak menyenangkan dari menopause dapat diperkuat dengan arti menopause itu terhadap wanita. Beberapa wanita mungkin melihat hal ini sebagai tanda menjadi tua; yang lain menyesali hilangnya masa-masa bisa mengandung anak. Tahap kehidupan ini dapat terjadi pada saat bersamaan dengan perubahan-perubahan dalam hidup lainnya: anak-anak mungkin masuk perguruan tinggi, orang tua menjadi tua dan membutuhkan lebih banyak perawatan, dan wanita mengalami kehilangan kerabat atau pasangan. Pengalaman menopause dapat ditentramkan dengan melihatnya dalam konteks bahwa ada stres lain yang dapat terjadi dalam hidup seorang wanita. Seringkali membiarkan diri sendiri menangisi kehilangan yang dialami akan menawarkan beberapa keredaan untuk menyesuaikan diri ke dalam fase hidup normal ini. Menemukan seseorang yang perhatian untuk berbicara, seperti wanita lebih tua yang telah melalui transisi ini dengan sukses, mungkin dapat menolong. Pendekatan alternatif yang menargetkan tantangan-tantangan fisik, medis, dan emosional yang menemani menopause dapat memudahkan transisi menjadi hal yang menyenangkan hati dan pikiran.
Menopause pria merupakan konsep yang lumayan baru yang mengacu kepada semacam krisis psikologis atau emosional yang terjadi pada beberapa pria di usia 40-an, 50-an, atau awal 60-an. Karena pria tidak mengalami menstruasi, menopause terdengar seperti istilah yang kurang pantas untuk fenomena pria ini. Juga disebut sebagai krisis tengah umur. Menopause pria atau krisis tengah umur biasanya menunjukkan diri sendiri dalam bentuk gejala-gejala depresi tanpa sebab-sebab yang jelas, cerminan kuat akan arah hidup seseorang atau bahkan masa depan, dan mungkin beberapa perubahan sifat dan tingkah laku.
Seperti halnya penurunan produksi estrogen pada wanita saat menopause, begitu juga produksi testosteron pada pria dimasa ini. Konsekuensi fisik tidak begitu serius dibandingkan wanita, namun beberapa pria memang mengalami perubahan. Hal ini termasuk lamanya mencapai ereksi, ejakulasi yang dirasa kurang kuat, dan periode refraktori lebih lama (setelah ejakulasi, waktu yang dibutuhkan seorang pria untuk bisa berejakulasi lagi). Kebanyakan pria juga mengalami penurunan kekuatan dan daya tahan secara bertahap. Di pihak lain, kendali ejakulasi cenderung meningkat, dan pria tetap dapat menyebabkan kehamilan. Lebih jauh lagi, olahraga teratur dapat memerangi sebagian besar dari penurunan kekuatan dan daya tahan.
Bagi beberapa pria, perubahan fisik pada saat ini menandakan ancaman terhadap kejantanan dan kemaskulinan mereka, ditandai dengan stres psikologis dan perubahan perilaku. Ada beberapa pria yang melihat masa ini sebagai ancaman yang sangat besar sampai-sampai mereka mencari jalan untuk membuktikan kemudaan, kekuatan, dan kejantanan mereka dengan cara mencari pasangan seks sebanyak-banyaknya, atau dengan melakukan kegiatan fisik yang berlebihan.
Tidak semua pria mengalami menopause pria, dan dari mereka yang mengalaminya, hanya sekitar 25% yang terkena efeknya. Jangka waktu krisis tengah umur ini berbeda-beda. Bisa dikonsentrasikan dalam beberapa bulan, atau dapat berlanjut selama bertahun-tahun. Umumnya, memiliki keluarga yang mendukung dan pengertian serta mampu mendiskusikan kekhawatiran yang sedang berlangsung akan menolong pria mengatasi hal ini.
(Sumber: Satumed)
|
|
|
|